Radar Garut- Batu Bacan bukan sekadar perhiasan indah yang menghiasi jari para pecinta batu mulia. Lebih dari itu, batu ini menyimpan berbagai kisah, nilai sejarah, hingga keunikan alam yang tidak banyak orang ketahui. Bahkan, beberapa fakta tentang Bacan bisa membuat siapa pun terkejut.
Asal Usul yang Sarat Nilai Budaya
Batu Bacan berasal dari Kepulauan Bacan di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Meski kini terkenal di kalangan kolektor, sejatinya batu ini sudah digunakan oleh bangsawan lokal sejak ratusan tahun lalu. Tidak sedikit tokoh penting dari masa lampau yang menggunakan Bacan sebagai simbol status atau kekuatan spiritual.
Batu yang “Hidup” dan Terus Berubah
Salah satu keistimewaan Bacan terletak pada kemampuannya untuk berubah seiring waktu. Banyak pemilik batu ini melaporkan bahwa warna Bacan bisa menjadi lebih jernih, lebih tajam, atau bahkan lebih hijau seiring seringnya dipakai atau bersentuhan dengan kulit manusia. Fenomena ini menjadikan Bacan dijuluki “batu hidup”.
Baca Juga:Tips Merawat Janda Bolong agar Tumbuh Subur dan SehatJanda Bolong Tanaman Hias yang Pernah Dibanderol Jutaan, Berapa Harganya Sekarang?
Proses Pembentukan Alami yang Lama
Tak seperti batu biasa yang bisa ditemukan dengan mudah, Bacan terbentuk dari proses geologis yang sangat lama. Komposisinya yang mengandung campuran silika, nikel, dan mineral lain membuatnya langka dan bernilai tinggi. Proses pembentukan ini juga membuat setiap batu Bacan memiliki karakter unik, tak ada dua yang benar-benar sama.
Dulu Kurang Dikenal, Kini Diburu Kolektor Dunia
Dulu, Bacan hanya dikenal di wilayah timur Indonesia. Namun sejak awal tahun 2000-an, namanya mulai naik daun. Banyak kolektor batu dari luar negeri yang memburu Bacan karena keindahan dan keunikan alaminya. Bahkan, beberapa jenis Bacan dengan kualitas tinggi bisa dihargai puluhan juta rupiah per butir.
Dipercaya Punya Energi Positif
Di luar sisi fisiknya, Bacan juga sering dikaitkan dengan energi metafisik. Banyak orang percaya bahwa batu ini mampu memberikan ketenangan batin, meningkatkan rasa percaya diri. Keyakinan ini, meski belum terbukti secara ilmiah, tetap melekat kuat di kalangan pecinta batu mulia.