GARUT– Tingginya angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Garut memunculkan kekhawatiran serius. Data tahun 2024 mencatat sebanyak 50 ibu dan 322 bayi meninggal dunia, menempatkan Garut di posisi kedua tertinggi untuk kematian ibu dan ketiga untuk kematian bayi di Jawa Barat.
Menanggapi situasi ini, Anggota DPRD Garut dari Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan, mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut untuk tidak tinggal diam dan segera melakukan langkah konkret.
” Pertama ya ini kita bersama-sama ya mengatasi permasalahannya,” ujarnya belum lama ini.
Baca Juga:Gubernur Dedi Mulyadi: Pemprov Jabar Ambil Alih Tanggung Jawab Anak-anak Korban Ledakan Amunisi di GarutIni Regulasi yang Jadi Dasar Bupati Garut Memberhentikan Direksi PDAM Tirta Intan
Salah satu persoalan utama, kata Yudha, terletak pada minimnya fasilitas kesehatan, terutama layanan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di puskesmas. Ia menyayangkan bahwa hingga kini, belum semua puskesmas di Garut menyediakan layanan tersebut.
“Salah satunya persediaan faskes, faskes kesehatan yang ada layanan poned untuk konteks persalinan ibu hamil, nah ini belum-belum semua puskesmas ada poned,” ucapnya.
Yudha mengungkapkan, berdasarkan data dari Disdukcapil, jumlah penduduk Garut saat ini mencapai 2,8 juta jiwa. Idealnya, dengan jumlah penduduk sebanyak itu, Garut membutuhkan 112 puskesmas. Namun, realitanya baru tersedia 67 puskesmas aktif.
Bisa dibayangkan kata Yudha, satu puskesmas harus melayani sekitar 25 ribu orang. Belum lagi kalau puskesmas tersebut belum memiliki fasilitas rawat inap dan layanan PONED. Ini sangat menyulitkan ibu-ibu hamil yang butuh akses cepat dan aman untuk melahirkan.
” Satu puskesmas untuk melayani 25.000 ribu penduduk, nah itupun semua puskesmas yang ada belum semuanya ada layanan poned yang lain untuk persalinan jadi ada tempat rawat inap, sehingga akses ibu-ibu hamil untuk fasilitas dia melahirkan itu terbatas juga,” katanya.
” Kedepannya Pak Bupati Pak Syakur dengan Ibu Wabup ini bisa bagaimana fasilitas kesehatan ini merata ke setiap kecamatan dan desa di Kabupaten Garut, karena kebutuhan kita puskesmas aja masih kurang dan puskesmas yang memiliki layanan poned belum semua ya, ini poned menjadi penting sarana-perasana poned bahwa setiap fasilitas kesehatan harus memiliki sarana-perasana Poned,” jelasnya.
Tak hanya soal infrastruktur, Yudha juga menyoroti pentingnya upaya preventif. Ia mendesak Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut untuk memperkuat program pemeriksaan kehamilan secara berkala dan menyeluruh.