Primkopasindo Lapas Garut dan BPR Nusumma Kaji Skema Pembiayaan Program Ketahanan Pangan di Lapas Garut

PRIMKOPASINDO Lapas Garut bersama Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Nusumma Jabar mengunjungi tempa budidaya ikan
PRIMKOPASINDO Lapas Garut bersama Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Nusumma Jabar mengunjungi tempa budidaya ikan dan ternak domba di Lapas Garut
0 Komentar

GARUT – Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional, PRIMKOPASINDO Lapas Garut bersama Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Nusumma Jabar melakukan kajian bersama terkait potensi pembiayaan usaha produktif di lingkungan Lapas Garut.

Kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam mendorong kemandirian warga binaan pemasyarakatan (WBP) melalui kegiatan agribisnis yang terstruktur dan berkelanjutan.

Pertemuan yang digelar di Lapas Garut pada Kamis, 09 Mei 2025 ini dihadiri oleh jajaran pengurus PRIMKOPASINDO, perwakilan manajemen BPR Nusumma, serta pihak Lapas Garut. Fokus pembahasan tertuju pada peluang pengembangan sektor pertanian dan peternakan yang dikelola oleh warga binaan, serta skema pembiayaan yang memungkinkan untuk mendorong keberlanjutan program.

Baca Juga:BNI, Kementerian PKP, KP2MI, dan BP Tapera Kolaborasi Hadirkan KPR Terjangkau bagi PMIBupati Garut Bingung, Ada Siswa yang Tidak Mau Melanjutkan Pendidikan Walaupun Diberi Beasiswa

Ketua PRIMKOPASINDO Lapas Garut, Iyes Burhanudin, menyampaikan bahwa koperasi siap menjadi jembatan bagi pemberdayaan ekonomi warga binaan. “Kami ingin memastikan bahwa program ketahanan pangan ini bukan hanya memberi pelatihan, tapi juga memberi akses pada modal dan pasar,” ujarnya.

Kepala Lapas Garut, Rusdedy, menambahkan bahwa program ketahanan pangan ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup warga binaan.

“Kami berharap dengan adanya kerjasama ini, warga binaan tidak hanya mendapatkan keterampilan, tetapi juga kesempatan untuk mandiri secara ekonomi. Ini adalah bagian dari pembinaan mereka agar dapat kembali ke masyarakat dengan keterampilan dan bekal yang berguna,” ujarnya.

Sementara itu, pihak BPR Nusumma yang diwakili oleh Lingga menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini.

“BPR Nusumma berkomitmen mendukung ekonomi kerakyatan, termasuk di lingkungan pemasyarakatan. Kami sedang mengkaji skema pembiayaan yang aman, terukur, dan sesuai regulasi,” tuturnya.

Program ketahanan pangan ini mencakup berbagai kegiatan seperti budidaya sayuran, peternakan ayam dan ikan, serta pengolahan hasil pertanian yang ditujukan untuk kebutuhan internal lapas maupun potensi pasar luar. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari pembinaan kemandirian bagi WBP, selaras dengan misi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Dengan adanya kajian bersama ini, diharapkan akan terbentuk sinergi nyata antara koperasi, perbankan, dan pihak pemasyarakatan dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang inklusif di lingkungan Lapas Garut.

0 Komentar