GARUT – Pemerintah Kabupaten Garut terus menunjukkan komitmennya dalam memanfaatkan sampah plastik sebagai campuran aspal untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan. Inisiatif yang telah berjalan sejak lima tahun terakhir ini dipaparkan dalam sebuah diskusi yang menghadirkan berbagai pihak terkait, mulai dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Lingkungan Hidup (LH), hingga akademisi dari Institut Teknologi Garut (ITG) dan Universitas Garut (Uniga).
Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan BAPPEDA Kabupaten Garut, Gungun, mengungkapkan bahwa gagasan penggunaan aspal plastik ini telah muncul sejak tahun 2019. “Kami di PUPR bersama BAPPEDA melakukan studi banding ke Magelang dan Yogyakarta untuk melihat langsung implementasi aspal plastik pada jalan menuju kawasan wisata Candi Borobudur,” ujarnya.
Konsep dan analisis kebutuhan aspal serta plastik pun telah diformulasikan, dan implementasinya dimulai pada tahun 2021 hingga 2023 dengan serangkaian kegiatan pembangunan jalan menggunakan campuran aspal plastik.
Baca Juga:Dedi Mulyadi Sebut Kenakalan Remaja Tidak Spontan, Tapi TerstrukturDedi Mulyadi Bertanya Ini kepada Siswa yang Dilatih di Rindam III/Siliwangi
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kab. Garut, Dadan Yudha, memaparkan data konkret terkait penggunaan aspal plastik di Garut. Dengan rata-rata penggunaan hotmix mencapai lebih dari 10 ribu ton per tahun, potensi berkelanjutan penggunaan aspal plastik dinilai sangat besar, dengan perkiraan 5% kebutuhan plastik per ton aspal. “Hingga tahun 2023, total panjang jalan yang telah menggunakan campuran aspal plastik mencapai 50,25 kilometer,” jelasnya.
Dadan juga menyoroti keunggulan aspal plastik dalam hal biaya pemeliharaan. Namun, ia juga menekankan perlunya regulasi terkait standar biaya aspal plastik dan potensi kerja sama dengan pihak penyedia plastik. “Meskipun ada penambahan biaya untuk plastik dan bahan bakar pemanasan, kualitas aspal plastik jauh melebihi standar, sehingga akan menghemat biaya pemeliharaan karena tingkat strukturnya lebih kuat,” terangnya.
Senada dengan hal tersebut, Kabid Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut, Nanang ST, melihat potensi besar pemanfaatan sampah plastik yang mencapai seribu ton per hari di Garut. Ia menambahkan bahwa berbagai jenis plastik, terutama kemasan jajanan, sangat potensial untuk dimanfaatkan.
“Dari jumlah tersebut, baru 350 ton per hari yang bisa dikelola. Pemanfaatan plastik sebagai campuran aspal menjadi solusi cerdas untuk mengurangi timbunan sampah,” katanya.