SUBANG – Budidaya ikan nila dengan sistem bioflok kini semakin populer di kalangan peternak ikan, termasuk Dian Kustiadi, owner Pandawa Fisheries asal Subang. Menurut Dian, sistem bioflok memiliki banyak kelebihan dibandingkan metode konvensional, terutama dalam hal efisiensi lahan dan air.
Mengutip dari kanal youtube @Capcapung, disebutkan bahwa dengan menggunakan sistem bioflok, kolam kecil sekalipun mampu digunakan untuk budidaya tebar padat. Artinya, jumlah ikan yang dibudidayakan dalam satu kolam bisa jauh lebih banyak tanpa mengorbankan kualitas.
Kualitas ikan tetap terkontrol dengan baik, dan yang menarik, kebutuhan air sangat sedikit karena hanya mengandalkan sirkulasi air di dalam kolam itu sendiri.
Baca Juga:Ini Dia Kelebihan Budidaya Ikan Nila Bioflok yang Pernah Dirasakan PembudidayaTerkendala Usia, Penjaga Sekolah di Garut Gagal Ikut Seleksi PPPK
Menariknya, Dian mengaku belajar sistem bioflok secara otodidak dari kanal YouTube. Sistem ini memanfaatkan mikroorganisme baik, yaitu bakteri yang berfungsi mengolah sisa pakan dan kotoran ikan menjadi flok, atau gumpalan mikroorganisme yang kemudian menjadi sumber makanan tambahan bagi ikan. Dengan kata lain, ikan nila di kolam bioflok tidak hanya mengandalkan pakan pabrikan, tapi juga mengonsumsi hasil olahan dari mikroorganisme tersebut.
Dian juga menerapkan metode puasa pakan: ikan diberi pakan di pagi hari, tapi tidak di sore hari. Pola ini terbukti membuat penggunaan pakan lebih hemat, tanpa mengurangi kualitas ikan.
Selain itu, menurut Dian, Ikan hasil bioflok dikenal super karena dagingnya tebal dan lebih unggul dibandingkan ikan dari budidaya biasa.
Lebih jauh, Dian menyatakan keyakinannya bahwa sistem budidaya bioflok tidak hanya menguntungkan secara bisnis, tapi juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Terbukti, ketika benih ikan dari Pandawa Fisheries dipindahkan ke kolam lain, pertumbuhannya sangat pesat sehingga mereka sampai kewalahan memenuhi permintaan konsumen.
Ia bahkan mengaku kerap kedodoran untuk memenuhi permintaan konsumen.***