Viral di Medsos Jalan Retak di Cibiuk, Pihak Desa Diminta Uang Rp2 Juta oleh Oknum

ilustrasi perangkat desa
ilustrasi perangkat desa
0 Komentar

GARUT – Keretakan rabat beton di Jalan Lembur Kulon, Desa Cipareuan, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, sempat jadi perbincangan panas di media sosial. Namun, Kepala Desa Cipareuan, Nandang Mulyadi, bersama Sekdes Usep memastikan bahwa kondisi retak tersebut bukan masalah besar, melainkan retak ringan yang tidak sampai membuat jalan terbelah atau rusak parah.

” Jalan rabat beton retak jadi heboh, gara- gara muncul di medsos. Sebelumnya ada pihak yang konfirmasi dan meminta uang Rp 2 juta. Permintaan itu tak direspon,” kata kades.

Kepala desa pun mengungkap fakta menarik di balik viralnya isu ini. Sebelum video jalan retak muncul di media sosial, ada seseorang yang sempat menghubungi pihak desa untuk mengonfirmasi kondisi jalan tersebut, dan bahkan meminta uang sebesar Rp2 juta.

Baca Juga:Libur Lebaran 2025, Kunjungan Wisatawan ke Garut Tembus 159 Ribu, Naik 49 Persen dari Tahun SebelumnyaKepala Bapenda Garut: Efisiensi Anggaran Jangan Jadi Alasan Pelayanan Publik Berkurang

Kades dan jajarannya tidak menanggapi permntaan uang dari oknum tersebut. Kades lebih fokus untuk memperbaiki jalan daripada melayani orang tidak jelas seperti ini.

Bahkan pihaknya juga sempat merekam dan mendokumentasikan pertemuan dengan oknum sebagai langkah antisipasi jika ada pihak yang mencoba bermain di luar prosedur.

Fokus Tetap pada Pemeliharaan dan Transparansi

Pembangunan rabat beton sepanjang 400 meter tersebut dilakukan secara gotong royong oleh warga dari dua RW, di bawah pengawasan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK). Para pekerja pun mendapat upah sesuai kesepakatan yang ditentukan dalam musyawarah desa.

Sebelum proyek dilaksanakan, telah dilakukan pertemuan antara TPK, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan para ketua RW. Fokus utama dalam musyawarah tersebut adalah menjamin kualitas konstruksi rabat beton.

Motor Masuk Saat Beton Masih Basah

Salah satu penyebab lain munculnya retakan ringan adalah karena banyaknya pengendara motor yang melintasi jalan tersebut saat proses pengeringan belum sepenuhnya selesai. Meski begitu, pihak desa memastikan bahwa jalan tetap aman untuk digunakan dan tidak membutuhkan perbaikan besar.

Keretakan ringan seperti ini tidak berdampak pada fungsi jalan, hanya butuh perawatan ringan saja.

Dengan adanya penjelasan langsung dari pihak desa, diharapkan masyarakat bisa lebih tenang dan tidak langsung termakan isu di media sosial. Pemerintah desa pun menegaskan komitmennya untuk terus menjaga kualitas infrastruktur demi kepentingan bersama.

0 Komentar