GARUT – Di balik hiruk pikuk kehidupan kota, ada kisah yang menggetarkan hati dari sudut kecil Kampung Kicau, Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Garut Kota. Pada Selasa, 8 April 2025, anggota DPRD Kabupaten Garut dari Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan, menjenguk seorang anak yang mengalami penyakit langka yaitu cerebral palsy. Yudha menunjukkan kepeduliannya terhadap anak tersebut.
Yudha datang langsung ke rumah Husada Alfatih, seorang anak dengan kondisi cerebral palsy yang hidup dalam keterbatasan. Kedatangan Yudha bentuk nyata empati dan langkah awal untuk perubahan.
Turut mendampingi dalam kunjungan tersebut: Kasi Kesra Kecamatan Garut Kota Ayi Firmansyah, Lurah Cimuncang Deden Nurdiana, Babinmas Polsek Garut Kota Nopi, dan Kabid Rehabsos Dinsos Garut Rahmat Hidayat.
Baca Juga:Viral di Medsos Jalan Retak di Cibiuk, Pihak Desa Diminta Uang Rp2 Juta oleh OknumLibur Lebaran 2025, Kunjungan Wisatawan ke Garut Tembus 159 Ribu, Naik 49 Persen dari Tahun Sebelumnya
” Kunjungan ini adalah bagian dari asesmen awal. Kami ingin melihat langsung kondisi adik Husada Alfatih. Saat ini, bantuan sementara telah diberikan berupa paket permakanan dan kursi roda dari Dinsos Garut. Namun, karena Husada memerlukan kursi roda khusus bagi penyandang cerebral palsy, kami akan mengomunikasikan hal ini ke Kementerian Sosial agar mendapatkan dukungan yang sesuai,” ujar Yudha.
Namun ia menambahkan, karena Husada membutuhkan kursi roda khusus untuk penyandang cerebral palsy, pihaknya akan mengajukan permohonan bantuan ke Kementerian Sosial RI.
Mesin Jahit yang Hilang
Kisah kehidupan keluarga Husada begitu menggugah. Sang ayah, Dihin Finasti, dulunya seorang penjahit sarung tangan. Namun karena pengobatan anaknya yang tak bisa ditunda dan memerlukan biaya tinggi, Dihin terpaksa menjual mesin jahit, satu-satunya sumber nafkah mereka.
Menanggapi kondisi tersebut, Yudha mendorong adanya bantuan kewirausahaan dan rumah layak huni bagi keluarga Husada. Ia mengajak semua pihak untuk bergerak bersama.
“Saya berharap Kementerian Sosial RI dapat memberikan bantuan kewirausahaan bagi orang tua Husada, serta bantuan Rumah Sejahtera Terpadu (RST). Selain itu, saya juga berharap Pemkab Garut melalui Bapak Bupati Abdusy Syakur Amin bisa mengoptimalkan kolaborasi pendanaan, baik dari CSR, Baznas, maupun lembaga pengumpul dana umat lainnya,” ujar Yudha.
Tantangan Anggaran
Masalah utama yang dihadapi Kabupaten Garut kata Yudha, adalah minimnya anggaran untuk penyandang disabilitas. Pada tahun 2025, hanya Rp220 juta yang dialokasikan dari APBD Garut, jumlah yang sangat tidak memadai untuk mengakomodasi kebutuhan belasan ribu penyandang disabilitas di wilayah tersebut.