Melalui Filosofi 'Nafsu yang Tidak Diberi Makan', Kalapas Garut Ajak Warga Binaan Transformasi Diri

Kalapas Garut Rusdedy memberikan sambutan usai solat ied
Kalapas Garut Rusdedy memberikan sambutan usai solat ied
0 Komentar

GARUT – Momentum Hari Raya Idul Fitri 1446 H dimanfaatkan Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Garut untuk menyampaikan pesan mendalam tentang transformasi diri kepada para warga binaan. Dalam sambutan yang disampaikan pada Senin (31/3), Kalapas menggunakan filosofi “nafsu yang tidak diberi makan” sebagai metafora proses rehabilitasi dan pembinaan.

“Dalam konteks kehidupan di lembaga pemasyarakatan, pelajaran puasa sangat relevan. Banyak dari warga binaan kita yang berada di sini karena pada suatu waktu, nafsu telah menguasai akal sehat,” jelas Kalapas Garut, Rusdedy, dalam sambutannya.

Lebih lanjut, Kalapas menyampaikan bahwa kemampuan menahan diri selama puasa Ramadan membuktikan bahwa setiap orang juga mampu menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Filosofi ini diharapkan menjadi landasan bagi program pembinaan di Lapas Garut yang lebih berfokus pada pengendalian diri dan transformasi mental.

Baca Juga:Kalapas Garut: Puasa Ajari Warga Binaan Kendalikan Diri Seperti 'Nafsu yang Tidak Diberi Makan'Anggota DPRD Sulsel Salurkan Gaji dan Tunjangan untuk Bantu Ibu Melahirkan dan Anak Sakit

Sambutan ini mendapat respons positif dari para warga binaan yang hadir. Beberapa di antaranya mengaku terinspirasi dan berkomitmen untuk memulai perubahan dalam hidup mereka. Perayaan Idul Fitri di Lapas Garut ini menjadi bukti bahwa institusi pemasyarakatan tidak hanya berfungsi sebagai tempat menjalani hukuman, tetapi juga wadah pendidikan karakter dan transformasi spiritual.

0 Komentar