Lanjut Ceng Aam, buntut aksinya yang viral di media sosial, ia mengaku sudah sudah lebih dari 1.000 orang yang ngancam melalui akun media sosialnya.
Padahal kata Ceng Aam, fakta dalam sweeping itu pihaknya tidak beraksi sendirian, namun ada petugas berwenang dalam hal ini Satpol PP Kabupaten Garut.
Dan pada kesempatan itu, ia justru bertujuan mensosialisasikan tentang maklumat yang dibuat bersama dengan Pemkab Garut terkait ketertiban dan nilai-nilai yang harus dipatuhi bersama selama bulan Ramadhan.
Baca Juga:Pemkab Garut Diminta Alokasikan Anggaran Perlindungan Sosial Bagi Korban Bencana HidrometeorologiPemdaprov–TNI AD Tandatangani Kerja Sama Manunggal Karya Bakti
“Framingnya kan kita sweeping, kita bukan sweeping. Kita bersama-sama satpol PP sosialisasi maklumat Ramadhan, tapi kan diberita sweeping, ormas sweeping. Padahal kenyataannya kita bersama-sama satpol PP. mensosialisasikan maklumat Ramadan dari Forkopimda Kabupaten Garut itu, seharusnya kan kita udah clear dengan pemerintah daerah udah clear,” katanya.
Selain itu, setelah viralnya video tersebut banyak pemilik warung yang meminta ganti rugi kepada dirinya.
“Ada aduan dari masyarakat, kita ganti rugi udah, ada aduan dijembatani oleh Satpol PP, Ceng ini ada kerugian dimana, di warung, kita ganti terus ada korban yang sudah divisum, kita ganti sudah, begitu nah ini coba, ini diposting gak Bu Putri? terus yang kedua, pemerintah daerah maklumatnya disentuh gak? maklumatnya tidak disentu, tapi yang disentuh (kesan) anarkisnya gitu, apalagi sweepingnya, jadi maklumatnya tolong sentuh gitu, jadi yang bikin gaduh sehingga jadi isu nasional, ini sumbernya terus, sumbernya orang terpandang jadi nomor dua di Garut itu, gak jadi viral gimana,” jelasnya.
Ceng Aam meminta ke depannya Bupati dan Wakil Bupati untuk segera menyelesaikan permasalahan dengan arif, salah satunya masih terdapat pihak-pihak tertentu yang terkesan belum menghormati momentum bulan Ramadhan, diantara makan siang hari di tempat-tempat yang bisa dilihat publik.
“Kita berharap kedua sosok, yaitu Pak Syakur dan Bu Putri, ini kerjaan kedepan panjang 5 tahun. Menyelesaikan masalah jangan seperti kemarin, jangan terlalu banyak di medsos, kerja nyata di lapangan gitu ngurusinnya ya,” ucapnya.
Habib Muhammad Basim bin Hussein Al-Habsi selaku Pimpinan Pondok Pesantren Markas Syariah Garut yang turut hadir dalam Audiensi tersebut, mengatakan bahwa seharusnya warung tersebut diberikan sanksi karena tidak mematuhi maklumat yang sudah ditetapkan