Larangan Study Tour, Pengusaha Travel di Garut Tanggapi Begini

ilustrasi liburan
ilustrasi liburan
0 Komentar

GARUT – Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi, yang melarang kegiatan study tour ke luar provinsi menuai beragam tanggapan, termasuk dari para pelaku usaha di sektor pariwisata. Salah satu pengusaha tour & travel di Garut, Zonna Jaya Wisata, turut memberikan pandangannya terhadap kebijakan tersebut.

Deden Abdurahman, marketing dari Zonna Jaya Wisata, menyampaikan bahwa kebijakan ini tentu berdampak pada pengusaha tour & travel, khususnya yang biasa melayani perjalanan ke luar Jawa Barat.

“Dari segi materi, para pengusaha, terutama di bidang tour & travel, bisa dikatakan ya berdampak rugi. Karena kan mereka mencari rezeki dari situ, bahkan bukan hanya dari tour saja, kan ada hotel, resto, UMKM. Namun, sebagai warga negara, kita harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah,” ujar Deden, Rabu (5/3).

Baca Juga:Banjir Bekasi Belum Surut, Warga Butuh Bantuan MendesakAlun-alun Cibatu Jadi Pasar Dadakan, Sediakan Takjil Ramadan

Menurutnya, selama ini memang lebih banyak melayani perjalanan wisata dalam provinsi, terutama ke Bandung dengan destinasi seperti Gasibu, museum, dan tempat-tempat edukasi lainnya. Meskipun jarang, sebelumnya mereka juga pernah melayani sekolah-sekolah yang melakukan study tour ke luar Jawa Barat, seperti ke Yogyakarta.

“Kalau paket anak sekolah sebetulnya untuk sekarang jarang ya, pernah tapi jarang, dulu pernah beberapa sekolah, seperti ke yogyakarta, kalau di Bandung gasibu, museum. Tapi pernah juga ke Jakarta, Yogyakarta,” katanya.

Menanggapi kebijakan ini, Deden mengatakan bahwa pihaknya belum dapat menyikapi lebih lanjut karena keputusan ini diumumkan bertepatan dengan bulan Ramadan.

“Kami sih mengikuti ketentuan dari Pemerintah aja. Sejauh ini, kami mengikuti saja apa yang menjadi keputusan pemerintah,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia berharap kebijakan ini bisa ditata dengan lebih baik agar tidak terkesan sepihak dan tidak merugikan banyak pihak, terutama bagi para pelaku usaha yang bergerak di bidang pariwisata.

“Kelihatannya seolah-olah semua sekolah dilarang melaksanakan study tour, padahal ada unsur pendidikan dan edukasi yang bisa didapatkan dari kegiatan tersebut,” ungkapnya.

Ke depannya, Deden berharap ada solusi yang lebih adil bagi semua pihak, baik pemerintah, sekolah, maupun pengusaha tour & travel.

0 Komentar