TAROGONG KIDUL, GARUT – Banjir kembali melanda kawasan Kampung Cimacan, Bojong Sudika Indah RT/RW 1/13, Garut, pada Senin (3/3) malam. Air Sungai Cimacan meluap dan menggenangi pemukiman warga dengan ketinggian mencapai betis orang dewasa.
Salah seorang warga Cimacan, Iyet, mengungkapkan bahwa air mulai masuk ke rumah warga sejak pukul 21.00 WIB dan hingga pukul 00.00 WIB belum juga surut. Ia menyebutkan bahwa meskipun banjir kali ini tidak sebesar kejadian sebelumnya, genangan air tetap mengganggu aktivitas warga.
“Muhun, banjir nembe turun deui ti jam 9, tapi teu ageung teuing siga kamari terakhir, ayeuna aya sajangkung bitis dewasa (iya, banjir baru turun lagi dari pukul 21.00 tapi gak terlalu besar seperti banjir kemarin, sekarang setinggi betis orang dewasa),” ujar Iyet, Selasa (4/3).
Baca Juga:BPKH Luncurkan Program “Balik Kerja 2025”, Dukung Kemaslahatan MasyarakatKepala BPKH di Wisuda UI: Bangun Masa Depan dengan Kontribusi Nyata
Sementara, Petugas Koordinator Wilayah Unit Pengelolaan Pengendalian Banjir dan Kekeringan (UP3BK) di Bendung Copong, Yudi Aryadi Irawan menyebut bahwa air di hulu Sungai Cimacan tidak terlalu meluap.
“Nembe tos koordinasi ka ketua TAGANA (Taruna Siaga Bencana), air ti hulu na teu meluap teuing. Kampung Cimacan tos banjir, tapi lokasi memang tos alokasikeun (tadi sudah koordinasi ke ketua TAGANA, air dari hulu sungai tidak terlalu meluap. Kampung Cimacan sudah banjir tapi lokasi memang sudah dialokasikan)” ungkap Yudi.
Ia juga memastikan bahwa pintu Bendung Copong tidak ditutup sejak kejadian banjir sebulan lalu guna menghindari luapan air kiriman dari wilayah lain. Yudi juga tetap berkoordinasi dengan petugas dari setiap daerah hulu sungai untuk memantau debit air di sekitar sungai Cimanuk.
“Pintu bendung ti kajadian sabulan lalu di Cimacan banjir teu ditutup, ngajaga bisi aya kiriman cai, infona ti BPBD di Wanaraja, saya tetep koordinasi sareng para petugas di lapangan ngarah kapantau ti hulu na keneh, (pintu bendung dari kejadian sebulan lalu di Cimacan banjir tidak ditutup, waspada takut ada kiriman air, infonya dari BPBD dari Wanaraja, saya tetap koordinasi dengan para petugas di lapangan agar terpantau dari hulu sungainya),” pungkasnya.