Wacana Perubahan Plat Nomor Transportasi Online di Garut Menuai Pro dan Kontra

Jemi, Ketua Komunitas Ojol GPS (Garut Positioning Squad) (foto Rizkiperatami)
Jemi, Ketua Komunitas Ojol GPS (Garut Positioning Squad) (foto Rizkiperatami)
0 Komentar

GARUT – Wacana pemerintah untuk mengubah plat nomor kendaraan transportasi online dari putih ke kuning kembali menjadi perbincangan di kalangan pengemudi ojek dan taksi online.

Jemi Baenal, Ketua Komunitas GPS (Garut Positioning Squad), menyatakan bahwa informasi mengenai perubahan plat ini sebenarnya sudah terdengar sejak lama, tetapi hingga kini belum ada tindak lanjutnya.

“Ti kapungkur ge atos aya informasi tapi teu acan aya kelanjutanna, pami kitu mah bakal kena pajak umum oge kitu nya, bakal aya ti organda panginten, (dari dulu juga sudah ada informasi, tapi belum ada kelanjutannya, kalau seperti itu akan kena pajak kendaraan umum juga mungkin ya, bakal ada dari organda mungkin),” ujar Jemi, Rabu (12/2).

Baca Juga:Sebuah Rumah di Desa Panjiwangi Terbakar Akibat Api Kompor Menyambar BensinDemi Efisiensi Anggaran, Undangan Rapat Paripurna HJG Ke-212 Hanya Dihadiri Oleh 125 Orang 

Menurutnya, jika kebijakan ini diterapkan, kemungkinan akan ada dampak pada pajak kendaraan yang mereka gunakan.

Jemi juga menegaskan bahwa mereka akan mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh pusat. “Pastina ari ojol mah mengikuti arahan ti pusat, ari abi mah saukur mitra jadi nya tergantung ti pusat we, (pastinya kalau ojol akan mengikuti arahan pemerintah pusat, kalau saya kan hanya mitra, jadi tergantung dari pusat aja)” ungkapnya.

Mesi begitu, Jemi juga menyampaikan bahwa dia dan anggota komunitas berharap agar kebijakan ini tidak diberlakukan.

“Ari abi mah sareng para anggota saleresna mah mending ulah lah digentos plat kuning tapi da balik deui abi sareng nu sanes saukur mitra anu kedepanna kedah nuturken arahan pusat, (kalau saya bersama anggota sebetulnya menolak, gak usah diganti menjadi plat kuning, tapi kembali lagi, saya dan rekan lainnya hanya mitra yang kedepannya harus mengikuti arahan pusat),” tegasnya.

Satu suara dengan Jemi, Endar Sukmawan, Koordinator Lapangan Maxim Garut, mengungkapkan keberatannya dengan alasan bahwa transportasi online tidak hanya sebatas ojek, tetapi juga mencakup taksi online yang sering disewakan oleh pelanggan untuk keperluan pribadi.

“Menurut pribadi saya menolak, karena di sini transportasi online bukan hanya ojek, tapi ada taksi juga. Nah, saya sebagai driver taksi online dalam keseharian saya selain menjadi driver, saya juga menyewakan unit kendaraan saya. Sedangkan kebanyakan penyewa lebih memilih mobil berplat hitam karena menjaga gengsi,” ujar Endar.

0 Komentar