Ia menyebut, stimulasi sensorik berperan penting dalam perkembangan otak tengah, yang menyimpan pengalaman emosi anak, seperti rasa senang, sedih, bahkan trauma. Pengalaman-pengalaman ini akan membentuk cara anak merespons lingkungan dan beradaptasi dengan situasi di masa depan.
“Semua pengalaman anak tidak bisa hanya didapatkan dari gambar. Lebih baik anak diberikan aktivitas yang melatih sensorik dan motoriknya. Misalnya, merasakan panas, dingin, atau mengenal berbagai tekstur secara langsung,” sebutnya.
Selain itu, pola makan dan kedisiplinan waktu, fisik dan interaksi sosial, pola makan yang teratur juga berpengaruh pada perkembangan otak. “Anak sebaiknya tidak makan lebih dari 30 menit dalam satu sesi, karena fokus dan kedisiplinan waktu juga penting dalam membentuk kebiasaan baik sejak dini,” ucapnya.
Baca Juga:5 Terduga Pebalap Liar di Kadungora Diamankan PolisiPolisi Gerebek 2 Pengedar Pil Koplo di Banyuresmi
Ia juga menyebut bahwa perkembangan otak anak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor biologis, tetapi juga lingkungan dan pola asuh. Orang tua juga disebutnya memiliki peran besar dalam memberikan stimulasi yang tepat, membatasi penggunaan gadget, serta memastikan anak mendapatkan pengalaman nyata yang kaya akan sensorik.
“Dengan pendekatan yang tepat, anak dapat berkembang secara optimal, baik dalam kemampuan bahasa, emosi, maupun kognitifnya,” pungkasnya. (rzi)