GARUT – Aparatur sipil negara (ASN) di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Garut, Febi Pebrianto, budidaya buah melon. Budiaya ini juga sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Pendekatan ini bertolak dari pemahaman bahwa kesenjangan ekonomi dan terbatasnya akses usaha sering menjadi pemicu konflik sosial. Oleh karena itu, Febi menghadirkan alternatif mata pencaharian berbasis pertanian premium agar masyarakat memiliki peluang lebih besar dalam meningkatkan taraf hidup.
“Kami melihat bahwa ekonomi adalah faktor utama yang mempengaruhi stabilitas sosial. Jika masyarakat memiliki penghasilan stabil dan merasa diberdayakan, maka potensi konflik bisa ditekan. Usaha tani ini bukan sekadar bertani, tetapi juga membangun kebersamaan dan harmoni di tengah masyarakat,” ujarnya, Kamis (30/1).
Baca Juga:Jalan Terusan Pahlawan Dekat Pemda Garut Banyak LubangEdy Masih Kuat Memikul Lemari untuk Mencari Nafkah, Padahal Usia Sudah Sepuh dan Mengalami Sakit
Budidaya melon eksklusif dipilih karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan permintaan pasar yang stabil, termasuk potensi ekspor yang menjanjikan. Hal ini diharapkan dapat membuka peluang bisnis yang lebih luas bagi masyarakat.
Febi menekankan bahwa usaha tani ini bukan hanya bertujuan meningkatkan pendapatan, tetapi juga sebagai alat diplomasi sosial dalam menyelesaikan ketegangan di masyarakat. Ia meyakini bahwa dengan adanya akses terhadap usaha tani yang menguntungkan, dinamika sosial di daerah rawan konflik dapat berubah menjadi lebih positif.
Melalui program ini, masyarakat dilibatkan dalam pertanian berbasis komoditas premium dengan pendampingan teknologi pertanian modern, manajemen bisnis, hingga akses pasar. Inisiatif ini juga mendorong generasi muda untuk menekuni sektor pertanian secara lebih profesional dan berbasis teknologi.
Salah satu dampak positif dari program ini adalah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kolaborasi dalam membangun ekonomi lokal. Kelompok-kelompok tani mulai terbentuk, tidak hanya untuk mengelola lahan pertanian tetapi juga mengembangkan jaringan distribusi dan pemasaran hasil pertanian.
“Kami ingin menciptakan model pertanian yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga membangun rasa memiliki dan kebersamaan di antara masyarakat,” kata Febi.
Stabilitas sosial juga mulai terlihat sebagai dampak dari program ini. Masyarakat yang sebelumnya memiliki gesekan sosial akibat perbedaan kepentingan kini mulai bekerja sama dalam mengelola usaha tani. Dengan adanya sumber penghasilan yang stabil, mereka lebih fokus pada peningkatan taraf hidup dibandingkan memperbesar perbedaan yang bisa memicu perselisihan.