GARUT – Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut mencatat sebanyak 253 kali kejadian kebakaran sepanjang tahun 2024.
Kepala Seksi Operasi (Kasi) Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut, Dhany Rhamdany menyampaikan kejadian yang ditangani selama 2024 itu sebanyak 253 kali, dan yang paling banyak tercatat di Mako (pusat) dan Limbangan di bulan Agustus 2024.
“Kebakaran di beberapa wilayah paling banyak itu di Bulan agustus. Itu kejadian seluruh ada 253 kebakaran itu di Kabupaten Garut, dan itu yang paling tinggi di Mako, kedua yang paling tinggi di Limbangan, mungkin di wilayah lain itu hanya 1, 2 kejadiannya,” ujarnya saat diwawancarai, Senin (23/12).
Baca Juga:Lapas Garut Akan Mengajukan Pengadaan Alat Canggih, Ditargetkan 3 Bulan Sistem Keamanan Akan Super KetatRusdedy Kalapas Garut Pastikan Narapidana Akan Rugi Jika Melanggar Aturan, Ini Sanksinya
Ia juga menjelaskan, penyebab kebakaran paling banyak adalah dikarenakan kelalaian manusia dan beberapa faktor lainnya. Contohnya meninggalkan saat masak, colokan listrik yang bukan SNI.
” Penyebabnya kebanyakan ada di beberapa wilayah itu kelalaian manusia, contohnya ada yang goreng-goreng, lupa ditinggalkan, kadang mungkin yang bersangkutan berbincang bincang dengan tetangga, dan mungkin ada colokan-colokan dari listrik yang bukan standar SNI lah itu satu satunya, jadi banyak banyak faktor faktor yang dialami oleh masyarakat,” jelasnya.
” Kalau kita ingin meninggalkan, khususnya meninggalkan rumah, kita harus teliti lah, taleteh (bicara) lah diparios Heula sapertos listrik kompor dan sebagai na (diperiksa dulu seperti listrik kompor dan sebagainya),” ungkapnya.
Adapun dari banyaknya kejadian kebakaran itu, beberapa ada yang menyebabkan hilangnya nyawa (korban jiwa). Antara lain adanya 1 korban jiwa yang tercatat di mako pada bulan Januari 2024.
“Kalau korban, di mako kebanyakan dari listrik, kalau korban itu ada 1, khususnya di bulan Januari , kalau yang lainnya Alhamdulillah tidak ada,” katanya.
Lebih jauh Dhany menjelaskan, kendala di lapangan yang terjadi ketika melakukan penyelamatan itu hanya di peralatan saja, seperti peralatan pemotong besi yang sangat mahal, dan contoh penyelamatan di tahun 2023 kendaraan jatuh ke jurang di kamojang yang dievakuasi oleh beberapa instansi.
” Kalau kendala sih Alhamdulillah secara teknis tidak ada, cuman kalau seperti di lokasi kendaraan kendaraan yang dialami itu seperti peralatan, ketika mau menyelamatkan khususnya korban yang meninggal terjepit oleh kendaraan, kita yang menjadi kendala itu peralatan, kan kadang ada peralatan yang khusus memotong besi, tapi itu biayanya sangat mahal, contoh pas waktu 2023 kejadian di kamojang kendaraan yang turun ke jurang, langsung dievakuasi dengan beberapa instansi khususnya damkar, BPBD, dan dari kecamatan, Forkopimcab, kepolisian juga, dan yang lain juga ada,” pungkasnya. (rizka)