Sepanjang 2024 Kekerasan Anak dan Perempuan Terus Meningkat di Kabupaten Garut 

Baridah - Fungsional Pekerja Sosial (Peksos) Ahli Muda DPPKBPPPA Kabupaten Garut
Baridah - Fungsional Pekerja Sosial (Peksos) Ahli Muda DPPKBPPPA Kabupaten Garut
0 Komentar

GARUT – Sepanjang tahun 2024, kekerasan terhadap anak dan Perempuan terus menjadi sorotan yang serius di tengah masyarakat, menunjukan adanya peningkatan kasus kekerasan, baik fisik, psikis, maupun seksual. Begitu pun yang disampaikan oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA).

Fungsional Pekerja Sosial (Peksos) Ahli Muda DPPKBPPPA, Baridah menjelaskan adanya peningkatan kasus kekerasan terhadap anak dari tahun 2021 hingga 2024.

Namun demikian menurutnya, ada sisi negatif dan positifnya dari data yang dimiliki DPPKBPPPA. Sisi negatifnya yaitu ternyata kasus kekerasan di Kabupaaten Garut meningkat. Sementara positifnya kesadaran hukum masyarakat juga meningkat dengan banyaknya kasus tersebut.

Baca Juga:25 Unit Kendaraan Inventaris Milik Pemkab Garut Belum Dikembalikan Oleh PenggunanyaPolres Garut Gelar Rampcheck di Terminal Guntur Jelang Libur Nataru

“ Kalau 2023, kalau nggak salah 2024 juga trennya naik, khususnya terutama kasus kekerasan tehadap anak, jadi ini bisa dipahami oleh kita ketika jumlah kasus kekerasan naik itu seperti kita bisa lihat dari sisi negative dan sisi positifnya, dari sisi negatifnya mungkin kita semakin tahu bahwa ternyata di Kabupaten Garut kasus kekerasan semakin meningkat, makin banyak, tapi di sisi positifnya kita bisa memahami ketika tren-nya naik itu kita jadi tahu bahwa masyarakat Kabupaten Garut kesadaran hukumnya sudah mulai naik juga,” ujarnya saat diwawancarai, Selasa (17/12).

Ia menambahkan, untuk jenis kekerasan terhadap anak yang paling banyak di 2024 ini adalah kekerasan seksual, pelecehan seksual, pemerkosaan. Adapun untuk perempuan yang paling banyak adalah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

“Kalau tidak salah, saya tidak memegang datanya, mohon maaf, tetapi menurut selintas sepertinya kalau ke anak mah kebanyakan kekerasan seksual, pelecehan seksual pemerkosaan, dan lain lain. Kalau ke perempuan, sepertinya kasus kekerasannya masih banyaj KDRT,” tegasnya.

Untuk menekan kasus ini semua, pihak DPPKBPPPA telah melakukan beberapa langkah konkret bersama PKK baik di desa, di kecamatan, ataupun di kabupaten.

“Kalau di Dinas ya khususnya tupoksi utama kami itu kita bergerak di pencegahan, misalnya kita melakukan sosialisasi tentang pencegahan kekerasan terhadap anak dan tehadap perempuan. Juga ada kegiatan memberikan pelatihan keterampilan usaha ekonomi produktif pada korban korban kekerasan khususnya perempuan, kemudian ada juga kegiatan bekerjasama dengan PKK baik di desa, di kecamatan, maupun di kabupaten,” ucapnya.

0 Komentar