” Betapa kesepiannya ibu Yati Sumiati. Dengan kondisi lumpuh tinggal di rumah yang tak layak huni. Setiap hari ibu yati hanya menaruh harapan kedatangan kang Asep keponakannya yang masih memiliki welas asih untuk dirinya,” katanya.
Yudha menyarankan untuk Yati ini sudah seharusnya tinggal di griya lansia (panti jompo). Di Kabupaten Garut sendiri hanya ada satu griya lansia milik Dinsos Jabar.
“Menurut saya ibu Yati harus tinggal di griya lansia milik dinsos jabar atau kemensos RI. Di griya lansia kondisi kesehatannya bisa lebih dimonitor. Asupan makanan juga terjaga. Ada banyak teman lansia juga baik yang penyandang disabilitas maupun yang normal fisiknya. Dengan banyak teman tentunya akan sedikit mengurangi kesepiannya,” sarannya.
Baca Juga:Warga Garut Penasaran dengan Penampilan Voice Of BaceprotPengunjung Asal Bandung Rela ke Garut Demi Nonton Juicy Luicy
” Yang saya bayangkan bagaimana jika di tengah malam beliau haus dan lapar. Atau di tengah malam beliau sakit. Ibu yati tak bisa dibiarkan tinggal sendirian di rumah yang tak layak huni tersebut, ibu yati harus tinggal di griya lansia ( panti jompo),” tegas Yudha.
Garut Hanya Ada Satu Griya Lansia
Yudha menerangkan, di Kabupaten Garut sendiri hanya ada satu unit griya lansia yaitu milik Dinsos Jabar. Itupun kondisinya sudah over kapasitas.
“Saya berharap ada penambahan griya lansia di kabupaten Garut dengan populasi yang sudah menyentuh angka 2,8 juta jiwa. Kabupaten Garut terdapat sekitar 250 ribu Lansia atau sekitar 9.5% dari jumlah penduduk, di mana dari jumlah tersebut sekitar 80% kehidupannya sangat memprihatinkan,’ katanya.
” Pemerintahan harus hadir untuk lansia penyandang disabilitas yang hidup sendiri, penambahan kapasitas atau jumlah unit griya lansia ( panti jompo ) di kabupaten Garut menjadi sangat urgent,” katanya.(feri)